Pasien Gagal Ginjal Harus Cuci Darah Seumur Hidup? Ini Kata Dokter




Jakarta - Hemodialisis merupakan sebuah prosedur perawatan yang dilakukan oleh pasien gagal ginjal. Perawatan ini lebih awam dikenal oleh masyarakat sebagai prosedur 'cuci darah'.

Ketika seseorang mengalami gagal ginjal, maka organ ginjal yang berfungsi untuk menyaring racun dan mengeluarkannya melalui urine tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal ini dapat memicu komplikasi berbahaya seperti tekanan darah tinggi, anemia, tulang rapuh, kerusakan saraf, hingga paling parah dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, prosedur cuci darah sebagai 'pengganti ginjal' ini sangat penting untuk dilakukan oleh pasien gagal ginjal.

"Ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik, limbah dan cairan tersebut menumpuk di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius," kata spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD ketika dihubungi detikcom.

Kapan pasien gagal ginjal tidak harus melakukan cuci darah?

dr Rudy mengatakan bahwa secara umum pasien gagal ginjal memang harus menjalani cuci darah seumur hidup. Namun, menurut dr Rudy terdapat beberapa kondisi yang memungkinkan pasien untuk berhenti menjalani cuci darah. Salah satunya adalah melalui transplantasi ginjal.

dr Rudy mengatakan transplantasi ginjal hingga saat ini masih menjadi prosedur perawatan gagal ginjal yang terbaik. Pasien bisa berhenti melakukan cuci darah secara total karena ginjal baru yang ditransplantasikan akan menjalankan tugasnya kembali.

"Jika transplantasi ginjal berhasil, pasien bisa berhenti menjalani cuci darah total. Ginjal baru akan mengambil alih fungsi penyaringan darah yang sebelumnya dilakukan oleh prosedur cuci darah," jelas dr Rudy.

"Namun, penting untuk diingat bahwa pasien harus terus mengonsumsi obat imunosupresan seumur hidup untuk mencegah tubuh mereka menolak ginjal yang baru," sambungnya.

Selain transplantasi, dalam jumlah kasus yang langka, pasien dapat berhenti menjalani cuci darah apabila fungsi penyebab kerusakan ginjal bisa ditangani. Namun, pemulihan ini juga hanya terjadi pada kasus akut atau gagal ginjal secara tiba-tiba, bukan kronis.

Selain itu, dr Rudy menyebut dalam beberapa penelitian terkini, pengobatan mutakhir seperti sel punca (stem cell) dapat dilakukan untuk meregenerasi jaringan ginjal yang rusak. Namun, belum ada terapi yang terbukti efektif dan tersedia secara luas.

"Selain itu ada diet ketat khusus dan perawatan medis intensif. Beberapa pasien dapat mengurangi frekuensi cuci darah, tapi ini tidak menghentikan kebutuhan cuci darah sepenuhnya," tandas dr Rudy.

Averus Kautsar
Sumber health.detik.com


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel