Ngeri! Batuk Terus akibat COVID-19, Perut Wanita Ini 'Meledak' hingga Usus Keluar
Sabtu, 13 Juli 2024
Edit
Jakarta - Seorang wanita di Amerika Serikat mengalami kejadian horor saat ususnya 'meledak' keluar dari perutnya setelah batuk.
Seperti yang dilaporkan dalam Journal of Gastrointestinal Surgery, wanita 52 tahun itu tengah terinfeksi COVID-19. Hal itu membuatnya batuk terus-menerus.
Wanita itu juga memiliki riwayat operasi untuk perbaikan hernia ventral. Pada bekas sayatan itu, terlihat beberapa inci ususnya sedikit menonjol pada sisi kiri perutnya.
Bekas operasi itu juga mengalami infeksi, tepat beberapa hari sebelum kejadian mengerikan itu.
Akibat tekanan yang sangat kuat saat batuk terus-menerus itu membuat ususnya pecah melalui lubang bekas operasi. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit.
Akibat tekanan yang sangat kuat saat batuk terus-menerus itu membuat ususnya pecah melalui lubang bekas operasi. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit.
Dokter kemudian membersihkan ususnya, memasukkannya kembali ke dalam perut dan menutup kulitnya kembali. Untuk menghindarinya pecah lagi, tim medis memberikan beberapa jahitan super kuat pada beberapa lapisan lemak perut dan kulit pasien.
Dalam laporan medis yang ditulisnya, petugas medis mengatakan ini adalah komplikasi yang sangat jarang terjadi.
"Sepengetahuan kami, ini adalah kasus pengeluaran isi perut pertama akibat eksaserbasi infeksi COVID-19," kata para peneliti dari University of Illinois, Chicago, AS.
"Batuk pasca operasi diketahui merupakan faktor risiko terjadinya dehiscence dan pengeluaran isi fasia," sambungnya.
Pasca operasi, wanita itu dirawat selama enam hari sampai kondisinya stabil. Setelah itu, dia diperbolehkan pulang ke rumah.
Meskipun pengeluaran isi perut jarang terjadi, ahli bedah harus menyadari kemungkinan tersebut dan mempertimbangkannya saat melakukan tindakan tersebut
operasi pada pasien dengan COVID-19.
Pengeluaran isi perut, juga disebut pengeluaran disembowelment, adalah komplikasi pembedahan yang jarang namun serius.
Dalam laporan medis yang ditulisnya, petugas medis mengatakan ini adalah komplikasi yang sangat jarang terjadi.
"Sepengetahuan kami, ini adalah kasus pengeluaran isi perut pertama akibat eksaserbasi infeksi COVID-19," kata para peneliti dari University of Illinois, Chicago, AS.
"Batuk pasca operasi diketahui merupakan faktor risiko terjadinya dehiscence dan pengeluaran isi fasia," sambungnya.
Pasca operasi, wanita itu dirawat selama enam hari sampai kondisinya stabil. Setelah itu, dia diperbolehkan pulang ke rumah.
Meskipun pengeluaran isi perut jarang terjadi, ahli bedah harus menyadari kemungkinan tersebut dan mempertimbangkannya saat melakukan tindakan tersebut
operasi pada pasien dengan COVID-19.
Pengeluaran isi perut, juga disebut pengeluaran disembowelment, adalah komplikasi pembedahan yang jarang namun serius.
Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Sumber health.detik.com