Kemenkes Gencarkan Sosialisasi Vaksinasi untuk Kendalikan Cacar Api Orang Dewasa




Sosialisasi vaksinasi dewasa kembali digalakkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai upaya mengendalikan dan mengeliminasi penyakit cacar api dari Indonesia.

Menurut dr Imran Pambudi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, cacar adalah salah satu penyakit yang harus dienyahkan dari bumi dengan cara vaksinasi.

“Karena, penyakit cacar api adalah pengembangan dari virus yang menyebabkan cacar air. Sebanyak 2.200 pasien menderita herpes zooster atau cacar api pada studi yang dilakukan di 13 rumah sakit pemerintah di Indonesia pada tahun 2011-2013,” terang Imran, Kamis (25/7/2024) seperti dilansir Antara.

Kelompok usia yang paling banyak masuk dalam angka tersebut adalah pada rentang usia 45-64 tahun atau sebanyak 38 persen dari total kasus.

Sementara pada usia tersebut, 600 orang atau sekitar 26 persen di antaranya menderita neuralgia pasca-herpes yang menyebabkan nyeri hebat dan bahkan pada komplikasi yang berat bisa mengalami kebutaan.

Imran mengatakan dengan mencegah penyebaran penyakit di kalangan orang dewasa kita dapat melindungi kesehatan masyarakat dan dapat melindungi komunitas.

“Jadi memang berdasarkan studi ini menunjukkan adanya urgensi terkait imunisasi dewasa Indonesia karena selama ini fokusnya lebih ke imunisasi anak tapi ternyata penyakit sekarang yang semakin berkembang maka dewasa pun perlu dilakukan vaksinasi,” katanya.

Sementara itu, dr. Soekamto Koesnoe Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) mengatakan, vaksin cacar api aman untuk orang berdaya tahan tubuh rendah dan tidak menyebabkan sakit.

“Karena ini bukan vaksin hidup, kelebihannya ini adalah vaksin rekombinan yang aman diberikan kepada kelompok yang daya tahan tubuhnya menurun, jadi tidak menyebabkan sakit,” ungkap Soekamto.

Sifat vaksin cacar api biasanya hanya akan melemahkan virus saja. Kadang juga menimbulkan rasa sakit ketika daya tahan tubuh seseorang rendah.

Karenanya, Soekamto merekomendasikan vaksin cacar api diberikan kepada orang berusia mulai 18 tahun sebanyak dua dosis. Efektivitas vaksin herpes zooster sudah tidak diragukan dan bisa diberikan kepada seseorang yang sudah memiliki riwayat penyakit.

“Pada penyakit kardiovaskular vaksin herpes zoster menurunkan risiko infark miokard atau kerusakan otot jantung karena koroner, menurunkan angka kematian mortalitas sebanyak tiga tahun pada pasien kardiovaskular,” kata Soekamto.

Begitu juga pada lansia, vaksin herpes zoster memiliki efikasi lebih dari 90 persen pada usia 50 tahun ke atas meskipun daya tahan tubuhnya telah menurun, dan bertahan hingga 10 tahun setelah vaksinasi.

Soekamto mengatakan edukasi tentang vaksin herpes zoster perlu ditingkatkan agar kualitas hidup pasien semakin baik dan tidak menyebabkan depresi yang berkelanjutan akibat beban menanggung sakit dari cacar api. (ant/kir/bil/ham)

Sumber suarasurabaya.net

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel